Dalam Kompetisi, Pilihannya Hanyalah ‘Kill or to be Killed’!

Apa yang sebenarnya mendasari Telkom untuk melakukan sebuah proses transformasi besar-besaran? Pertanyaan ini mengawali arahan dari COO Telkom Ermady Dahlan dalam kegiatan Safari Ramdahan 1430H di Telkom Medan, yang berlangsung Rabu siang kemarin (9/9) di Aula Aceh Sepakat Medan. Beragam jawaban sempat diutarakan oleh beberapa perwakilan karyawan Telkom yang turut hadir dalam acara tersebut, namun secara lebih jelas Ermadi menegaskan bahwa Transformasi merupakan sebuah upaya untuk memenuhi kebutuhan Telkom sendiri untuk berubah. Ini adalah satu-satunya pilihan bagi kita untuk merespon berbagai perubahan yang terjadi dalam bisnis telekomunikasi. Regulasi berubah, teknologi berubah, bisnis berubah. Tanpa perubahan, kita tidak bisa menjamin perusahaan ini dapat tetap eksis dalam jangka waktu panjang, urainya. Selain dihadiri oleh COO Telkom Ermadi Dahlan, turut hadir dalam acara ini Pgs SGM CDC Wien Aswantoro, EGM Divre I Sumatra Budisuranto yang berkesempatan memaparkan performansi dan aktifitas Divre I dalam persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1430H, jajaran Senior Leaders Telkom Sumatra, serta seluruh karyawan/karyawati Telkom Medan.

Lebih lanjut dalam acara yang bertemakan “Menguatkan silaturahmi, menyatukan hati untuk meraih prestasi dan kemenangan”, Ermadi juga mengatakan bahwa transformasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dapat kita pahami bersama. Kenapa harus transformasi, dan bukan restrukturisasi ataupun reformasi sebagaimana yang pernah kita lakukan dalam periode-periode sebelum ini? Jawabannya sederhana saja, yaitu karena kita tidak hanya membutuhkan perubahan saja tetapi juga pergerakan sebagaimana yang terkandung dalam makna transformasi itu sendiri yaitu berubah dan bergerak. Pergerakan apa yang dimaksud? Yaitu pergeseran dalam portofolio bisnis dari FMM (Fixed Mobile Multimedia) menjadi TIME (Telecommunication, Information, Multimedia, Edutainment); pergerakan dalam aspek infrastruktur ke arah NGN (Next Generation Network), serta dari sistem yang unintegrated menjadi terintegrasi yang disebut dengan INFUSION; pergerakan dalam struktur dan pengelolaan organisasi; dan yang terakhir adalah pergerakan dalam culture perusahaan.

Sebuah perubahan yang dilakukan sudah pasti ditujukan untuk mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Begitupula Transformasi Telkom ini. Ermadi kembali menegaskan bahwa Transformasi sama sekali tidak ditujukan untuk menguntungkan beberapa pihak tertentu saja. Perubahan dilakukan hanya semata-mata untuk mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan, mengupayakan agar kita dapat kembali bertumbuh positif, mengefisiensikan cost hingga profit dapat semakin membesar, dan pada akhirnya competitiveness level kita akan meningkat hingga dampaknya dapat dirasakan tidak hanya oleh pelanggan tetapi juga oleh kita semua selaku karyawan Telkom. Dengan kata lain, sukses transformasi merupakan sebuah pekerjaan yang luar biasa yang membutuhkan kepercayaan dan soliditas dari seluruh karyawan tanpa terkecuali.

Harus kita akui, meski tidak terhindar dari decline pada performansi operasional dan financial, namun secara umum kondisi Telkom masih jauh lebih baik dari kondisi telcos lainnya. Bahkan ditengah krisis global yang saat ini melanda, nilai saham Telkom tetap mengalami pertumbuhan postif yang sangat signifikan, dibandingkan nilai saham telcos lain yang malah bertumbuh negatif. Ini memang masa yang sulit bagi kita semua, jelas Ermadi, saat dimana dinamika regulasi, pattern traffic, tarif, dan sebagaimana nyaris sulit diprediksi dan kerap menghambat pencapaian secara optimal. Meski demikian, kita telah menetapkan strategi utama untuk terus memperkuat core bisnis Telkom yaitu Telepon Rumah melalui penyelenggaraan berbagai program marketing yang excellent, dan pada saat yang sama juga berupaya mengembangkan bisnis new wave.

Strategi tersebut juga harus didukung dengan transformasi culture, dimana kita melakukan perubahan cara pandang, prilaku, dan budaya kerja agar lebih kreatif dan inovatif. Terlebih dengan mengacu pada perubahan corporate identity yang akan segera diresmikan -mulai dari perubahan logo perusahaan hingga penetapan hari jadi Telkom pada tanggal 23 Oktober, harus menjadi momentum bagi kita untuk lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan memahami apa yang menjadi kebutuhan mereka dan menyediakan layanan yang konvergen. Tunjukkan posisi perusahaan kita dengan mengusung karakter competitive advanced, bahwa “we are better than competitor”, baik dalam hal kualitas coverage, sistem, hingga service, pintanya.

Terkait dengan PKB IV yang belum menemui kata sepakat antara SEKAR dan Manajemen, Ermadi meminta agar kita semua dapat memahami bahwa kita berada dalam satu kapal yang sama. Kita memiliki tujuan yang sama pula. Dengan demikian, tolong pahami permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini dengan lebih mendalam dan fair. Melihat dan merespon masalah akan bergantung bagaimana seseorang melihat dan memahami permasalahan, lanjutnya. Memahami saja juga tidak cukup, tetapi harus diikuti dengan berupaya memposisikan diri pada posisi yang tepat dalam permasalahan tersebut. Sampai saat ini manajemen masih komitmen untuk tidak membiarkan transformasi membawa dampak yang merugikan karyawan. Oleh karena itu rekan Sekar diharapkan tidak hanya fokus pada upaya mengkritisi tetapi juga mengingat perannya selaku partner manahemen. Perbanyak koordinasi hingga meminimalisir kesalahpahaman yang dapat memecah belah soliditas kita, pintanya lagi.

Mencermati beberapa point yang belum disepakati seperti misalnya besaran BPK (Bantuan Peningkatan Kesejahteraan) dan Insentif bagi karyawan, Ermadi menjelaskan bahwa keduanya tidak melanggar komitmen yang telah dibuat sebelumnya, namun juga bersifat lebih flexibel dengan kondisi perusahaan saat ini. Dengan kondisi yang highly competitive seperti saat ini, kita harus menantang karyawan untuk dapat lebih fight mencapai target yang diberikan. “Tidak ada lagi comfort zone bagi kita, karena saat ini kompetisi tidak menyisakan pilihan lain selain kill or to be killed!” tegasnya.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply

Saefudin Dinejad

Learn the technology, then the world would you hold

468x60 Ads

empty